Posts

Showing posts from 2018

Sahabat Sejati Cuma (Boleh) Ada Satu ?

Image
 "Yang namanya sahabat itu ya cuma satu. Kalau lebih dari itu namanya teman. Lebih banyak lagi disebut kenalan" Kurang lebih demikianlah intermeso dosen yang kukagumi di sela penyampaian materi. "Saya sendiri banyak yang mengakui saya sebagai sahabat, "Kamu itu sahabatku, Tar(mungkin teman-teman beliau menyapa dengan sebutan tersebut-bisa jadi "Si" atau "Sian" juga sih)" banyak.." terang pak Siant. "Tapi bagi saya sendiri, saya punya sahabat. Dan itu cuma satu." lanjut beliau. Beliau tipikal dosen yang usianya cukup matang di program studi saya. Kalau lihat NIP-nya, beliau lahir tahun 1960. Mungkin paling matang malahan. Jelas sudah mengalami asam-garam, pasang-surut kehidupan. Toh  memang sering aku baca, influencer-influencer  baik tweet  di Twitter maupun caption  di Instagram, bahkan tweet  yang di capture  dan diunggah ulang di feed  Instagram bertuliskan : "Makin tua, makin sedikit circle nya. Karena makin tau, kua

Datang Akan Pergi, Lewat Kan Berlalu..

...ada kan tiada, bertemu akan berpisah... merupakan penggalan bait lagu Sampai Jumpa yang dipopulerkan oleh Endank Soekamti yang rilis pada Februari 2016 dalam album Soekamti Day. Jujur saat pertama kali saya mengetahui lagu ini adalah ketika Putra Daerah Lamongan, sekaligus kapten tim sepakbola andalan Laskar Joko Tingkir -PERSELA, Choirul Huda dilaporkan meninggal karena insiden di lapangan Surajaya[15/10/17] dan lagu ini menjadi backsound penghormatan terakhir untuk sang Legenda .   Yap , hampir 2 tahun setelah lagu ini rilis dan aku baru mengetahuinya. Kuakui referensi musikku memang kurang. Tapi aku tidak sedang me review lagu ini. Sebab kita punya opini dan sudut pandang masing-masing. Kebanyakan orang pasti setuju jika lagu Sampai Jumpa ini akan menangis -paling tidak terenyuh, jika mengingat teman semasa sekolah dulu, ataupun orang-orang terkasih kita yang telah kembali keharibaan-Nya. Untuk yang telah berlalu.. Orang asing yang masuk ke hidupku dan de

Hallo Amatir.. Tumbuhkan Motivasi (Untuk jadi Profesional)

Aku adalah seorang amatir. Amatir dalam segala hal. Dengan kata lain, aku belum tau apa bakat maupun minatku. Aneh, bukan? Untuk ukuran mahasiswa semester 3 sepertiku.  Hmm maybe I ’ m too late for develop it. But I believe that better late than never . Mungkin slogan itu juga menjadi ‘si malakama’ buatku. Di satu sisi aku percaya aku akan menemukan my passion – entah kapan itu. Sedangkan di sisi lain aku hanya mempercayainya tanpa adanya motivasi dan semangat untuk mewujudkannya. Terkadang aku iri dengan orang-orang. Mereka yang terlahir cantik dan bertalenta. Paling tidak, paras ayu itu – although without talent , sudah menjual. Ah, mudahnya hidup mereka. Sering sekali aku berpikiran seperti itu (tanda-tanda orang kurang bersyukur memang. Jangan ditiru) Jujur, pikiran seperti itu sudah mulai berkurang walau tidak dapat dipungkiri, masih saja ada. Sesekali. Apalagi ketika urusannya p-e-r-a-s-a-a-n. Aku selalu kalah dengan mereka. Entah aku yang mudah baper atau hanya kagum tapi