Datang Akan Pergi, Lewat Kan Berlalu..

...ada kan tiada, bertemu akan berpisah... merupakan penggalan bait lagu Sampai Jumpa yang dipopulerkan oleh Endank Soekamti yang rilis pada Februari 2016 dalam album Soekamti Day.

Jujur saat pertama kali saya mengetahui lagu ini adalah ketika Putra Daerah Lamongan, sekaligus kapten tim sepakbola andalan Laskar Joko Tingkir -PERSELA, Choirul Huda dilaporkan meninggal karena insiden di lapangan Surajaya[15/10/17] dan lagu ini menjadi backsound penghormatan terakhir untuk sang Legenda.  
Yap, hampir 2 tahun setelah lagu ini rilis dan aku baru mengetahuinya. Kuakui referensi musikku memang kurang.

Tapi aku tidak sedang mereview lagu ini. Sebab kita punya opini dan sudut pandang masing-masing. Kebanyakan orang pasti setuju jika lagu Sampai Jumpa ini akan menangis -paling tidak terenyuh, jika mengingat teman semasa sekolah dulu, ataupun orang-orang terkasih kita yang telah kembali keharibaan-Nya.

Untuk yang telah berlalu..
Orang asing yang masuk ke hidupku dan dengan segera menjadi yang terkasih. Orang asing yang bahkan -dalam beberapa hal- lebih memahamiku daripada orang-orang 'dewasa' di rumahku. Orang asing yang terkadang, dalam satu waktu menjadi menjengkelkan sekaligus menambah kasih sayangku padanya. Dialah Teman.

Teman yang membuatku merasa konyol atau bahkan normal karena melakukan kekonyolan itu bersama. Teman yang tidak ternilai loyalitasnya pada hubungan ini. Teman yang semakin erat hubungannya, kemungkinan retaknya semakin tinggi pula. Meski demikian, peluang untuk kembali memperbaikinya terbuka lebar.

Kadang, berbincang tentang masa depan, bahkan punya planning bersama, "besok kuliah se kota, sering-sering main kos yah" "kalaupun enggak bisa se kota, sesekali kunjungi aku di kosku. Akupun akan demikian" hingga "kalau aku nikah, kamu bagian terima tamu, ya" dan betapa indahnya angan-angan kala itu. 

Sayangnya, bagiku sendiri, hubungan yang sangat menyenangkan itu biasanya akan menemukan 'jarak' karena minimnya perjumpaan. Karena salah satu impian kita -kuliah, terwujud. Kau tau, aku cukup buruk untuk menjalin hubungan secara daring /online. Panggilan suara dan video menjadi alternatifku agar tidak menjadi 'buruk-buruk amat'.

Meski selama ini hanya bertahan beberapa saat saja. Mungkin karena memahami kesulitan itu -yang aku yakin bukan menjadi masalahku saja, orang-orang dibalik sosial media dan perpesanan instan seperti instagram, facebook, snapchat, whatsapp, dan semacamnya, membuat fitur "Story" atau "Status" -yang dapat membagikan foto dan video dengan durasi yang telah ditentukan.

Dengan adanya Story ini aku merasa terbantu karena dapat menjadi 'basa-basi' untuk memulai percakapan daring dengan teman lamaku.

Dan sekali lagi, hal itu tidak benar-benar membantu sebab aku sadari kehidupanku bukan di dunia maya. Kehidupanku bukan berdasarkan dan harus selalu tergantung dengan mesin kotak yang dalam KBBI disebut Gawai atau gadget yang lebih umum.
Bukan munafik, maksudku, kau tau, kepalaku selalu pusing jika berlama-lama terlena dengan gawaiku. Aku akan merasa kehilangan saat-saatku yang sebenarnya dapat ku lewati dengan kegiatan fisik dan lebih menyehatkan.

Meskipun menyadari hal itu, tak jarang aku juga Khilaf. Dan itu juga menjadi kelemahanku, tidak dapat memenej kehidupan maya dan nyataku.

Kau tau Teman, tidak peduli seberapa banyak kita bertegur sapa semasa sekolah dulu. Tidak peduli apakah kau mengingat hari lahirku atau tidak, begitu pun sebaliknya. Bahkan jika kita hanya intens berkomunikasi pada saat tertentu saja, dan di hari lain sekedar berbalas senyum saja.
Aku kan selalu turut bangga atas keberhasilanmu. Aku akan ikut jengkel jika ada yang menyusahkanmu. Dan pasti, aku akan sedih jika kau terluka dan dirundung duka.

Tapi untuk kalian, yang berlalu setelah perpisahan sekolah : 
Athiya Fatma (15 Januari 2016)
Anis Faizah (Oktober 2016)
Risa Alfiana (12 Juni 2017)
Nurul Robi'atul Asyiriyah (15 Agustus 2018)
Yang berpulang dengan iringan do'a dari orang-orang yang mencintai dan hingga kini masih setia menyertakan nama kalian ditiap sujudnya.

Sedih itu pasti, karena kita belum menyelesaikan planning kita. Namun aku yakin, sudah saatnya kalian bahagia, sudah saatnya kalian berhenti merasakan sakit, dan juga, Allah sudah merindukan kalian di sisi-Nya.
Terima kasih telah menjadi orang asing' yang turut menjadi bagian hidupku.
Terima kasih telah menjadi teguran bagiku, bahwa rencana-Nya tidak ada yang dapat mengetahui. Sehingga aku harus selalu berbenah agar kita dapat berjumpa di surga kelak (Aaamiin, InsyaAllah).

Comments

Popular posts from this blog

Hidup di Jogjaaaaaakankah Istimewa?

Aku Masih Gadis Yang Sama, Hanya Saja..

Awal dari Setiap Awal, Teman dari Semua Teman