Posts

Showing posts from 2019

Kamu Baik : cuma buat pribadi terus, kalo ga, malah kelewatan buat orang lain

Kalo (tanpa sadar) masih khawatirin diri sendiri terus? Kapan tuh kaki bakal melangkah maju. Kamu baik, Wah. Kamu lelaki satu-satunya di rumah. Mungkin karena itu juga, kamu kesampingkan semua kebahagiaanmu pribadi. Mungkin.. Ini menurutku sih. Semua orang bebas berpendapat, kan?! Jika ada yang tidak tepat, beritahu. *** Kalo malah kuatirin orang lain terus? Sampe serasa udah punya tanggungjawab penuh buat kebahagiaannya.. kesehatannya.. kenyamanan.. kesempurnaan hidupnya Capek ga sih? Engga? Apa belom? apa udah capek tapi bodo amat?  berbuat baik ke sesama kan wajib. gaada batesnya / kalo mau dapet kebaikan ya harus baikin orang dulu / 1 musuh galebih banyak dari 1000 teman..dst apapun itu. Bener. Bahkan rosul aja baikin orang yg jahatin Beliau. Ya Emang... Tapi apa Beliau jadi gasayang sama pribadinya sendiri?  Kebahagiaan, kesehatan, ketentraman hidupnya sendiri? Kebahagiaan macam apaa yg mau dibagi? Kalo yang bagi.. sumbernya.. orangnya.. akunya  aja belum

At Thoh Iriyah

Semua berawal ketika aku angkat tangan, tidak sanggup lagi hidup di salah satu pondok pesantren salafi yang ada di dekat sekolah dulu. Sebab belum mendapat kepercayaan untuk tinggal di kos, akhirnya, mau tidak mau, suka tidak suka, aku harus mencari tempat serupa (dengan catatan prinsip dariku: Aku di sana Sekolah sambil Mondok. Bukan sebaliknya). Akhirnya dengan beragam pertimbangan, jatuhlah pilihan kami (aku, temanku, juga keluarga) ke pondok yang paling baru di antara yang lain, At-Thohiriyah. Pondok pesantren yang sebenarnya ditujukan untuk para penghafal Al-Qur'an ini berdiri di sebelah timur rumah pribadi Abah (panggilan untuk Kyai sekaligus pendiri). Saat aku datang, gedung pondok itu tampak belum sepenuhnya jadi. Gedung yang memanjang ke selatan dengan pintu depan masih terbuat dari bambu itu baru memiliki 5 ruangan dengan beragam ukuran. Yang paling utara, sekitar 5x6m untuk kamar santri putra. Sebelahnya, ruang dengan fasilitas terbanyak(bed, tv, kipas, dsb), ruan

Orang Baik yang Yakin Dirinya Baik

Image
Istna Kurnianta Awalnya kukira nama itu harusnya "Istana" tapi typo 😅. Dan dalam bayanganku, sang pemilik nama adalah seorang wanita. Hahhaa aku salah. Memang sengaja kusalah-salahkan. Entah kenapa. Aku suka sekali menggodanya(jahil). Dia pun pasti membalasku, dan biasanya lebih parah dari kejahilanku. Tangkapan layar dari story WhatsApp ibuk "Pleh" panggilan akrabnya. Kumpleh  bibirnya, kata orang-orang. Bibir bawahnya itu.  Relasi sosialnya dapat menembus batasan-batasan usia. Jujur agak heran melihat Istna melakukan kejahilan serupa untukku kepada neneknya. Sejahil-jahilku pun tidak akan bertindak 'kurang ajar' begitu. Takut kualat. wkwk. Tapi sepertinya ada pengecualian untuk Istna -dan keluarga mungkin.  Istna punya idealisme yang menurutku lebih mature daripada kakaknya, mas Ivan. Dia mampu mengatur keuangan, -sepertinya- ringan dalam membantu(minjemin uang) orang lain, bahkan bisa menabung juga. Keren kau Pleh.  Nama kontakny

Menuju 50 Hari yang Istimewa dalam Hidup

Kuliah Kerja Nyata (KKN)  menjadi salah satu mata kuliah wajib di kampusku. Artinya semua mahasiswa pasti akan merasakan masa hidup bersama orang baru, di lingkungan baru -jauh, daerah pelosok biasanya. Namun belakangan KKN sudah memiliki banyak variasi capaian (KKN tematik). Bukan melulu di 'wilayah terpencil' lagi yang program kerjanya tidak jauh seputar fisik saja (kerja bakti, posyandu, PKK, dsb). Tapi sudah merambah pada menggali sampai memberdayakan potensi-potensi daerah KKN.  Jadi tinggal tentukan sesuai passion masing-masing saja. Kebetulan tema yang ditawarkan pada KKN tematik angkatanku masih terbatas dan belum ada yang begitu menarik. Sehingga aku memilih tetap pada koridor KKN reguler (fisikal fisikal ituu).  Tibalah waktu diumumkannya pembagian kelompok KKN reguler yang lumayan mundur dari jadwal semestinya. Tinggal beberapa hari sebelum program KKN resmi dilaksanakan. Sempat terbesit, " pengumuman mundur, apa KKNnya juga bakal mundur ya?"w