Orang Baik yang Yakin Dirinya Baik

Istna Kurnianta

Awalnya kukira nama itu harusnya "Istana" tapi typo😅. Dan dalam bayanganku, sang pemilik nama adalah seorang wanita. Hahhaa aku salah. Memang sengaja kusalah-salahkan. Entah kenapa. Aku suka sekali menggodanya(jahil). Dia pun pasti membalasku, dan biasanya lebih parah dari kejahilanku.
Tangkapan layar dari
story WhatsApp ibuk

"Pleh" panggilan akrabnya. Kumpleh bibirnya, kata orang-orang. Bibir bawahnya itu. 

Relasi sosialnya dapat menembus batasan-batasan usia. Jujur agak heran melihat Istna melakukan kejahilan serupa untukku kepada neneknya. Sejahil-jahilku pun tidak akan bertindak 'kurang ajar' begitu. Takut kualat. wkwk. Tapi sepertinya ada pengecualian untuk Istna -dan keluarga mungkin. 

Istna punya idealisme yang menurutku lebih mature daripada kakaknya, mas Ivan. Dia mampu mengatur keuangan, -sepertinya- ringan dalam membantu(minjemin uang) orang lain, bahkan bisa menabung juga. Keren kau Pleh. 

Nama kontaknya di ponselku "Mas Istna Pleh" tapi jujur aneh di lidahku, "mas". Aku biasa memanggilnya "Pleh" atau "Naaa" (dengan nada meninggi hampir teriak). Karena aku lebih sering jengkel padanya, tapi di waktu yang sama, juga bahagia atas apapun yang dia lakukan padaku. 

Walaupun menjengkelkan, aku rasa dia tulus. Hatinya baik. Tapi aku enggan memujinya. Kapok. Karena bukan jadi merendahkan hati setelah dipuji, Istna malah mendongak "cen aku baik hati kok". Kepercayaan diri yang salah tempat. 

Comments

Popular posts from this blog

Hidup di Jogjaaaaaakankah Istimewa?

Aku Masih Gadis Yang Sama, Hanya Saja..

Awal dari Setiap Awal, Teman dari Semua Teman