Maaf. Sepertinya Waktuku Hampir Habis

Habis
Waktu duniawiku
Bukan bermaksud mendahului Tuhan
Tapi pikiran ini sering mendominasi lamunanku. Dan yah, karena Corona saat ini, melamun menjadi salah satu aktivitas yang sering terjadi -bahkan tanpa sadar. 

Disclaimer : Ini bukan tulisan depresif seorang suspect corona yah. Karena seingatku sakit-sakit ini sudah menjadi langganan bagiku. Dan aku yakin tidak terpapar karena senantiasa karantina selama >sebulan ini. Jikapun punya, itu aku yang menjangkiti diri sendiri. 

Berkali-kali aku menonton video kesehatan di Youtube. Dari yang hanya diperbincangkan hingga praktek olahraga tanpa alat untuk membentuk tubuh ideal. Persentase praktek dan menonton adalah 15:85. 80% aku Hanya Menonton Saja. Tanpa mengikuti gerakan / saran yang dianjurkan orang di video itu.

Sampai aku jumpa salah satu video podcast Dedy Corbuzier yang seingatku berbincang dengan Dr. Tirta, di menit entah berapa, beliau berdua membahas 'usia tubuh' seseorang bisa jadi tidak akan sama dengan usia/umurnya. Tergantung bagaimana orang tsb merawat tubuh. Termasuk om Dedy yang usia tubuhnya kemungkinan besar jauh lebih muda dari usia beliau saat ini. Jawabannya juga jelas. 

Aku di usia 20 lebih 2 bulan ini. Sangat tidak punya semangat dan gairah hidup. Aku sangat tidak menjaga tubuhku. Bahkan aku lupa kapan terakhir kali aku menyisir rambutku.
"aku mandi tuh buat siapa?" "untuk apa aku bersolek" "ngapain aku pake skincare" "olahraga bikin gerah! Gak enak" dsb dst.. Umpatan-umpatan demikian selalu muncul di benakku. 

Padahal harusnya juga jelas. Semua treatment itu untuk diriku sendiri. Sebagai salah satu cara rasa bersyukurku kepada Tuhan. Jika aku biarkan tubuh ini saja, sakit yang kualami adalah karena aku menzolimi tubuhku sendiri. Astaghfirullah..

Sadar betul akan dalil tersebut, aku tetap saja hirau. Dasarr aku. Dosa besar. GAK ADA YANG BISA AKU JADIIN MOTIVASI. Bahkan hanya untuk sekedar mandi/menyisir.

Mungkin kelak aku akan berakhir karena sifat hirau ini. Hirau pada tubuhku.

Aku sangat jarang minum. Bahkan setelah memiliki botol pribadi ukuran 1,5 liter yang bibiku harap dapat memenuhi asupan cairan tubuh. Aku hanya minum sesekali. Tak jarang selepas makan pun aku lupa minum. Uh punggungku sangat ngilu rasanya.

Mataku #?@$"! Aku sampai tak sanggup katakannya. Ruang kamarku sangat kotor. Jorok. Pusing ini tidak pernah pergi dari kepalaku. 

Kuku kakiku sudah sangat akrab dengan yang biasa kusebut "Cantengan". Tetanggaku di Jogja menyebutnya weng-wengen. Apapun namanya, dan begitulah Kondisinya saat ini. Jempol kananku memang cantengan. Tapi yang kiri berbeda. Sangat. Aku baru kali pertama ini. Diagnosaku... Mungkin gula dalam darahku melebihi kapasitas a.k.a Diabetes.

Dan telinga kiriku terasa berair setiap saat. Aku tida tahan untuk tidak mengeruknya dengan kuku panjang di kelingkingku. Yah memang ini tindakan bodoh. Jadi pantas kalau aku disebut mempercepat kerusakan tubuhku. Jika terlihat, mahkota, rambut pendekku, dia penuh ketombe. Aku sudah menyerah menghadapi mereka.

Aku sedih jika diperintah memeriksakan penyakit-penyakit ini sendiri. Tidak pernah kulakukan. Aku juga tidak ingin menjadi beban bagi siapapun. Termasuk beban finansial untuk biaya berobat. Bismillah semoga sembuh, dengan cara yang Terbaik.

Aku tidak siap mati. Tapi tak ada seorangpun yang dapat menundanya. Jika mengingat akhir-akhir ini aku lebih banyak maksiat. Huft, berniat membayangkannya saja sudah mengerikan.

Urusan duniawi masih sangat banyak sekali yang aku ingin rampungkan. Aku ingin mengungkapkan betapa berharganya orang-orang di sekitarku. Tapi sangat sulit untukku katakan secara langsung. 

Jadi artikel ini akan jadi artikel paling anyar di blogku. Dan selama sisa umurku, aku akan menulis 'pesan dan kesan' untuk kalian, tersayangku. Orang yang aku cintai karena telah mengukir kisah selama aku hidup. 

Tulisan tentang mereka akan tersedia dengan tag sesuai nama. Dan aku atur tanggalnya di waktu yang penting. Mungkin saat ulang tahun mereka atau hari yang sangat berkesan untuk kita berdua. 

Aku tidak berharap kalian baca selagi aku masih bernapas. Akan sangat memalukan rasanya.  

Comments

Popular posts from this blog

Hidup di Jogjaaaaaakankah Istimewa?

Aku Masih Gadis Yang Sama, Hanya Saja..

Awal dari Setiap Awal, Teman dari Semua Teman